MediaJatim.com, Jember – Bahwa pesantren merupakan lembaga yang punya kekuatan sosial dan politik adalah kenyataan tak terbantahkan. Sehingga bukan hal yang aneh jika pesantren selalu menjadi rebutan, ditarik kesana kemari oleh sejumlah kekuatan partai politik. Namun ada sejumlah kalangan, seolah-olah begitu sayang kepada pesantren (santri) sehingga menyarankan agar pesantren tak perlu terlibat dalam politik.
“Itu saran yang keliru. Mereka sebenarnya mau membungkam kekuatan politik pesantren, tapi tidak bisa,” tukas anggota DPRD Jawa Timur, Moch. Eksan saat Reses di Pesantren Nurul Hidayah As-Syuhudiyah, Desa Suren, Kecamatan Ledokombo, Jember, Sabtu (25/11).
Menurutnya, pesantren memang wajib mengedepankan tugas utamanya sebagai pembina akhlaq generasi bangsa, tapi bukan berarti tak boleh terlibat dalam kegiatan politik. Justru pesantren dan santri perlu menunjukkan dan memelopori cara berpolitik yang santun dan beradab.
“Lebih dari itu, segala kebijakan di negeri ini lahir dari keputusan politik. Karena itu santri harus mengawal agar kebijakan yang terbit benar-benar pro rakyat,” lanjutnya.
Ia mengaku bersyukur ditakdirkan oleh Allah sebagai alumni pesantren. Sejak kecil, Eksan sekolah di pesantren, hingga lulus Madrasah Aliyah juga di Pesantren, dan sekarang juga menjadi pengasuh Pesantren Nuris 2 Mangli, Jember.
Reporter: Aryudi A. Razaq
Reporter: Sule Sulaiman