web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Modal Uang Saku Rp100 Ribu, Dua Bocil dari Sampang Nekat Naik Motor ke Jakarta

Media Jatim
Bocil
(Dok. Media Jatim) Dua bocil yang nekat pergi ke Jakarta tanpa helm dan STNK saat berada di Polsek Pengarengan, Sampang, Selasa (21/11/2023) lalu.

Sampang, mediajatim.com — Dua bocah SD asal Sampang berinisial DR (10) dan MZ (11) nekat pergi ke Jakarta dengan sepeda motor hanya bermodal uang saku Rp100 ribu, Minggu (19/11/2023) lalu.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Berdasarkan informasi yang dihimpun mediajatim.com, dua bocah kecil (Bocil) yang berasal dari Desa Gulubung, Kecamatan Pangerangen tersebut berangkat ke Jakarta untuk menemui teman lamanya yang sering berkomunikasi via telepon.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

DR dan MZ berangkat menuju Ibu Kota menggunakan kaus oblong, celana pendek, dan sandal jepit.

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000

Selama di perjalanan, keduanya mengandalkan Google Maps sebagai petunjuk arah.

Dengan uang saku Rp100 ribu hasil meminjam kepada tetangganya, kedua bocil ini membeli mie instan dan air agar tidak lapar saat berkendara. Sisanya, mereka anggarkan untuk bahan bakar motor.

Baca Juga:  Tegur Ponakan Sedang Teleponan di Dekat Ayahnya yang Kritis, Kiai di Sampang Dipukul hingga Babak Belur

Dua bocah itu diketahui mengendarai sepeda motor tanpa pelat nomor dan tidak menggunakan helm.

Saat tiba di Semarang, Senin (20/11/2023) pagi, kedua bocah nekat ini dicegat polisi karena menerobos rambu jalan dan tidak membawa STNK.

Akhirnya, kedua bocah tersebut dibawa ke Polsek Tengaran, Semarang. Saat ditanya oleh petugas dari mana asalnya, keduanya kompak mengaku dari Madura. Petugas pun langsung menelepon wali dua anak tersebut agar segera menjemputnya.

Sebelum menjemput dua bocil ini ke Semarang, Paman MZ, Jauhari dipanggil oleh Polsek Pangarengan, Sampang untuk mediasi dan diberi arahan agar kejadian serupa tidak terulang.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Usai dari Kantor Polsek Pangarengan, Jauhari kemudian berangkat menjemput DR dan MZ ke Semarang.

“Kami telah menjemput dua bocah tersebut ke Polsek Tengaran, Semarang,” ucapnya, Selasa (21/11 /2023).

Lebih lanjut, Jauhari bercerita, pertama kali tahu bahwa DR dan MZ ada di Semarang karena mendapat telepon dari polisi.

Baca Juga:  Di Pelantikan DPRD Sumenep, Hamid Ali Munir Minta Pertambangan Jadi Atensi!

“Saat ditelepon petugas, awalnya saya tidak percaya sebab khawatir penipuan, seperti yang marak terjadi akhir-akhir ini. Namun akhirnya percaya, sebab polisi mengirim foto DR dan MZ melalui WhatsApp,” ungkapnya.

Jauhari menuturkan bahwa terakhir kali bertemu dengan kedua bocah tersebut saat mereka naik sepeda di pasar.

“Saat ditanya mau ke mana, mereka menjawab hanya ingin beli-beli, tidak tahunya berangkat ke Jakarta,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Pangarengan Ipda Iwan Suhadi menjelaskan, keluarga dua bocah nekat itu sudah diarahkan agar memberikan perhatian lebih kepada anak-anaknya.

“Masih untung tidak terjadi apa-apa di jalan, kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, tentu menyesal nantinya,” ungkapnya, Rabu (22/11/2023).

Selain itu, pihaknya juga menegaskan bahwa siapa pun yang belum cukup umur tidak boleh mengendarai sepeda motor.

“Mereka belum paham rambu-rambu jalan, belum tahu bahayanya berkendara tanpa menggunakan helm, dan itu keluarga yang harus berperan,” pungkasnya.(rif/faj)