PERIODE II

Cerita Budayawan Zawawi Imron Ditegur Gus Mus karena Membenci Gus Dur

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM, Sumenep – Di penghujung tahun 2009 lalu, tepatnya tanggal 30 Desember 2009, Indonesia kehilangan seorang tokoh pemersatu bangsa, yakni KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Gus Dur menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, pada Rabu (30/12/2009), pukul 18.45 WIB.

Sampai detik ini, kuburannya diziarahi ribuan orang setiap hari. Berkat nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan Gus Dur, membuatnya tak hanya diziarahi umat Islam, tetapi juga masyarakat dari berbagai kalangan dan agama.

Dalam rangka mengenang dan meneladani spirit perjuangan Gus Dur, Pimpinan Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sumenep melaksanakan Haul KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), di Graha Wahab Chasbullah Sumenep, Sabtu (26/12/2020).

Ada Habib Badul Qodir Faqih Bilfaqih yang hadir dan ratusan kader Ansor se Kabupaten Sumenep, serta K.H D. Zawawi Imron, seorang Budayawan Madura yang diminta untuk menyampaikan testimoni tentang Gus Dur.

Baca Juga:  Pandemi Corona, GP Ansor Pamekasan Imbau Seluruh Kader Hentikan Agenda Sementara

“Banyak cerita tentang Gus Dur, tapi waktunya tidak cukup hanya sehari,” ucap D. Zawawi membuka percakapan dengan kader-kader Ansor.

Si Celurit Emas itu ternyata pernah tidak suka terhadap Gus Dur. Pasalnya, saat Gus Dur menjabat sebagai Dewan Kesenian dan sedang menjadi Juri Festival Film, ada banyak ucapan Gus Dur yang tidak masuk akal bagi D. Zawawi Imron.

“Singkat cerita, akhirnya saya ditegur oleh Gus Mus saat menuturkan ketidaksukaan saya padanya,” kata Budayawan yang juga pernah menjadi Wakil Ketua PAC Ansor Batang-batang tahun 1962.

Baca Juga:  Panyaluran PKH di Kecamatan Kadur Sesuai Prosedur

Dalam cerita D. Zawawi, Gus Mus mengatakan: “Sampean ini kan penyair, suka kata-kata yang bersayap. Kedua, sampean kan juga budayawan, sampean kalau mendengarkan apa yang disampaikan Gus Dur, sampean tidak akan terima. Tapi renungkanlah apa yang disampaikan Gus Dur dan perhatikanlah yang diperjuangkan,” ceritanya pada hadirin menirukan teguran Gus Mus.

Dalam kesempatan tersebut D. Zawawi menyampaikan, Gus Dur putra terbaik Indonesia yang diturunkan Allah untuk menjadi Tokoh Dunia.

“Gus Dur itu pemain grambol (politik) yang tercerdik di Indonesia. Sehingga, Pak Harto pun kelimpungan menghadapinya,” tutup lelaki lulusan SD yang menjadi tokoh Internasional itu.

Reporter: Rasyidi

Redaktur: A6