Banner Iklan Media Jatim

Kasus Kekerasan Seksual di Sampang Meningkat, Aktivis Desak Dinsos P3A Bentuk Satgas PPA

Seksual
(Dok. Media Jatim) Ketua Kopri PC PMII Sampang Wasilah.

Sampang, mediajatim.com — Kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di bawah umur di Sampang selama tiga tahun terakhir ini semakin meningkat.

Berdasarkan data yang dihimpun mediajatim.com, terdapat 35 kasus kekerasan seksual sepanjang 2020 hingga 2022, dengan rincian, sebanyak 8 kasus pada 2020, 12 kasus pada 2021, dan 15 kasus pada 2022.

Salinan dari atas dedikasinya selama 5 tahun, menggagas banyak terobosan, menciptakan program-program lompatan dan berguna bagi masa depan Pamekasan_20230925_204820_0000
20230925_204733_0000
20230925_203345_0000

Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Pengurus Cabang PMII Sampang Wasilah menjelaskan, maraknya kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Sampang dalam tiga tahun terakhir sangat miris sekali.

Baca Juga:  Bupati Pamekasan Ikut Antrean Panjang Beli Mie Gacoan

“Hal ini berbanding terbalik dengan predikat yang diperoleh Sampang sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA). Dengan predikat ini seharusnya Sampang bisa memberikan ruang aman, bukan malah semakin tidak aman,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Jumat (1/9/2023).

atas dedikasinya selama 5 tahun, menggagas banyak terobosan, menciptakan program-program lompatan dan berguna bagi masa depan Pamekasan_20230925_173636_0000
Salinan dari atas dedikasinya selama 5 tahun, menggagas banyak terobosan, menciptakan program-program lompatan dan berguna bagi masa depan Pamekasan_20230925_193350_0000
Salinan dari atas dedikasinya selama 5 tahun, menggagas banyak terobosan, menciptakan program-program lompatan dan berguna bagi masa depan Pamekasan_20230925_231001_0000

Perempuan yang akrab disapa Sheila itu menuturkan, seharusnya Pemkab Sampang bisa mengevaluasi peristiwa di lapangan, jangan hanya membanggakan penghargaan yang diraih.

“Menurut saya, ada lima penyebab meningkatnya kasus kekerasan seksual, dari kurangnya pengawasan orang tua, kurangnya pendidikan seksual, pergaulan bebas, ketimpangan teknologi, terutama pesatnya teknologi,” katanya.

Baca Juga:  Kenal di Facebook, Gadis 13 Tahun Asal Kepundungan Ini Diancam Lalu Diperkosa

Sheila juga menyebutkan, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Sampang harus gesit mengedukasi masyarakat. “Harus jelas programnya, bukan hanya formalitas saja,” ucapnya.

Hingga detik ini, lanjut Sheila, pihaknya mengaku tetap mengawal persoalan perempuan dan anak, serta gencar melakukan edukasi pada masyarakat.

“Melihat maraknya kekerasan seksual di Sampang, saya harap Dinsos P3A Sampang bisa membentuk Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) agar bisa meningkatkan keamanan dan edukasi bagi masyarakat,” ujarnya.

Sementara, mediajatim.com berupaya menghubungi Plt Kepala Dinsos P3A Sampang Mohammad Fadeli via WhatsApp namun hingga berita ini dinaikkan tetap tidak ada tanggapan.(rif/faj)