MEDIAJATIM.COM | Jember – Pondok Pesantren Al-Falah, terletak di Dusun Kalimalang, Desa Mujomulyo, Kecamatan Puger Kabupaten Jember Jawa Timur. Lokasi pesantren agak menjorok, sekitar 43 kilometer ke arah barat daya dari kota Jember. Di situlah Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Al-Falah berdiri awal 2021.
BLKK ini adalah bantuan dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI, difasilitasi oleh anggota Komisi IX DPR RI, Nur Yasin. BLKK digulirkan sejak tahun 2017 saat Menteri Hanif Diakhiri memimpin Kemenaker RI. Sampai saat ini sudah didirikan hampir 3.000 BLKK yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara.
BLKK Al-Falah sendiri memilih kejuruan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai basis pelatihan. Kemenaker RI menyediakan 23 kejuruan pelatihan yang bisa dipilih oleh pengelola BLKK, sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.
Awalnya pembangunan BLKK difokuskan untuk lembaga keagamaan, namun akhirnya melibatkan peran serta dari serikat pekerja. Hal ini sebagai upaya penyebaran lembaga pelatihan kerja menjadi lebih luas untuk dapat diakses oleh masyarakat yang bertempat tinggal cukup jauh dari lokasi lembaga pelatihan kerja yang ada.
Menurut penanggungjawab BLKK Al-Falah, Tanthowi Jauhari, pemilihan kejuruan TIK dilatarbelakangi oleh semakin riuhnya masyarakat dalam memanfaatkan media sosial.
“Saya kira ini jurusan yang pas, jurusan yang lagi digemari para muda seiring kebutuhan zaman. Dan insyaallah dari BLKK ini akan lahir puluhan tenaga kerja yang kompeten di bidang pengembangan TIK, khususnya desain grafis,” ujarnya kepada awak media ini di kediamannya, Selasa (16/8/2022).
Kondisi sosial masyarakat, khususnya di Desa Mujomulo, juga menjadi alasan tersendiri sehingga Pesantren Al-Falah menjatuhkan pilihan pada bidang TIK. Secara umum, ekonomi masyarakat Desa Mujomulyo lebih banyak mengandalkan hasil laut. Namun seiring perkembangan zaman, sektor pariwisata tumbuh cukup subur di Jember bagian selatan, khususnya di pesisir pantai selatan. Selain itu, di desa ini pula, membentang Jalan Lintas Selatan (JLS) yang tentu akan membawa pengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Dunia pariwisata sangat membutuhkan ini ( tenaga ahli TIK), apalagi di sini juga dilewati JLS,” ucapnya.
BLKK Al-Falah siap mengggelar pelatihan untuk melahirkan tenaga terampil di bidang TIK, khususnya desain grafis. Kesiapan itu meliputi SDM dan infrastruktur, yang kesemuanya dibiayai oleh Kemenaker RI.
“Ada beberapa tahapan yang wajib kami ikuti. Jadi kami selaku instruktur, pengelola, dan tenaga administrasi BLKK harus mengikuti pelatihan atau bimtek dulu, dan itu sudah kami lakukan,” jelas Gus Thowi, sapaan akrabnya.
Gedung BLKK Al-Falah cukup representatif, dilengkapi dengan ruang kelas teori, ruang kelas praktik, ruang direktur, ruang instruktur, ruang adminstrasi, toilet dan wastafel, dan gudang.
Sesuai dengan program dari Kemenaker RI, selama dua tahun ke depan, BLKK Al-Falah akan menyelenggarakan pelatihan TIK sebanyak 2 gelombang, dengan peserta maksimal 16 orang per gelombang. Durasi pelatihan 40 hari masing-masing gelombang.
“Sasaran peserta pelatihan adalah alumni pesantren, alumni MA Ibnu Khaldun, dan masyarakat umum. Insyaallah dari BLKK ini kelak lahir tenaga-tenaga terampil di bidang TIK,” pungkas Gus Thowi.
Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah, KH Toifur Albusthomi menyampaikan apresiasi kepada pemerintah, dalam hal ini Kemenaker RI atas kepeduliannya membangun SDM terampil, khususnya di lingkungan pesantren.
“Insyaallah ini akan banyak manfaatnya. Terima kasih juga untuk untuk Pak Nur Yasin yang telah memfasilitasi BLKK ini,” pungkasnya.
Nur Yasin sendiri sejak tahun 2020 sampai sekarang sudah memfasilitasi berdirinya BLKK sebanyak 13 unit di 13 pesantren, yang terdistribusi 11 di Jember, 1 di Lumajang, dan 1 di Probolinggo. Pemilihan ke-13 pesantren yang mendapatkan BLKK itu tentu melalui seleksi dan pertimbangan terkait kemanfaatannya.
Itu adalah wujud nyata komitmen anggota FKP DPR RI tersebut untuk membantu masyarakat, khususnya santri di Jember dan Lumajang agar memiliki skill dan kemampuan yang memadai sehingga bisa bersaing dengan lulusan-lulusan pendidikan formal. BLKK diharapkan dapat mencetak generasi unggul dalam dunia kerja berbasis santri.
Intinya, kehadiran BLKK diharapkan dapat menjadi tempat pemberdayaan tenaga kerja agar mandiri sekaligus dapat mengurangi angka pengangguran. Sebab, ketika tenaga kerja sudah memiliki skill, ia bisa berwirausaha sendiri tanpa menunggu lowongan kerja. Dan otomatis dapat menyedot tenaga kerja.
Jadi BLKK mencetak tenaga kerja sekaligus membuka lapangan kerja.
*) Tulisan ini adalah bagian pertama dari 13 tentang BLKK yang difasilitasi oleh Nur Yasin.