Menurutnya, saat ini polarisasi dukungan masyarakat terbagi dua, yaitu dukungan terhadap Petahana dan dukungan untuk non Petahana. Sehingga ketika cabub-cawabup dari non Petahana lebih dari satu, maka suara yang diperebutkan akan terpecah, dan dapatnya sedikit-sedikit. Sedangkan suara Petahana ‘utuh’.
gus zen
Agar NU Tak Jadi Pendorong Mobil Mogok
Oleh karena itu, lanjutnya, NU harus bersatu, dan kompak dalam menghadapi Pilkada 2020. Jika NU tidak kompak, tentu itu menjadi salah satu alasan bagi bupati terpilih yang dijagokannya, untuk meninggalkan NU.
Koalisi Partai Berbasis NU Bisa Dicoba demi Kejayaan NU
Menurut Gus Zen, sapaan akrabnya, sesungguhnya keterbelahan suara warga NU bisa sedikit diatasi dengan ‘mengumpulkan’ partai-partai yang berbasis NU. Jika partai berbasis NU itu sudah bersatu dan sepakat mengusung satu calon, maka konstituennya lebih gampang disatukan dan diarahkan dalam satu barisan.
Jangan Pernah Menyerah untuk Membuat NU Jaya
Menurut alumnus Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Antirogo, Jember itu, tidak ada yang membatah bahwa NU mempunyai kekuatan politik yang cukup dahsyat. Namun kekuatan itu tidak efektif karena tergerusnya kesadaran simpul-simpul NU untuk bersatu dalam mengusung satu jago NU. Karena tidak bersatu, maka jadi rapuh. Akhirnya NU hanya jadi penonton dari waktu ke waktu.
Gus Zen, Ibarat Beras Cukup Dilihat Bibitnya
Tidak ada yang aneh dengan jiwa ke-NU-an yang dimiliki Gus Zen. Sebab ibaratnya, untuk membuktikan beras jenis A itu enak dan punel, tak perlu sibuk mengadakan penelitian detail berapa persen kandungan serat, vitamin, mineral, dan karbohidratnya, tapi cukup melihat bibit yang ditanam di sawah. Kalau bibitnya bagus dan sudah dikenal luas oleh masyarakat terkait rasanya, bisa dipastikan nasinya enak.
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.