PERIODE II

Madura United, Maut, Corona

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM – Madura United FC sudah dipastikan bisa berlaga di Stadion Gelora Madura, Kabupaten Pamekasan. Segala bentuk administrasi perizinan sudah disiapkan oleh panitia.

Kompetisi lanjutan Liga 1 2020 tersebut tentu menggembirakan publik, utamanya warga Madura. Tim kesayangan berjuluk Laskar Sape Kerrab ternyata bisa bertanding di tanah air Pulau Garam. Itu setelah sebelumnya diinformasikan bakal berhome base di Stadion Delta Sidoarjo.

Meski begitu, kabar baik tersebut tidak seutuhnya menggembirakan rakyat Madura. Kehadiran virus Corona menjadi pemicunya. Pandemi yang mengubah tatanan kehidupan tersebut membuat peserta Liga 1 2020 berlaga tanpa penonton. Bertanding di tanah air sendiri tapi tidak didukung dengan kehadiran suporter, tentu menyisakan kesedihan tersendiri.

Tapi setidaknya, kebolehan bertanding di tanah air sendiri, bakal memberikan dampak psikologis positif terhadap para pemain, pelatih, dan official team. Secara fisik, mereka tidak perlu repot-repot ke Sidoarjo. Termasuk secara finansial team, perputaran uang dapat memberikan dampak positif langsung di Madura.

Pertandingan tanpa penonton yang diikuti Madura United karena virus Corona, akankah tergolong melawan takdir Tuhan kaitannya dengan maut?

Pertanyaan tersebut, tampaknya perlu dimulai dengan kisah Nabi Sulaiman yang kedatangan tamu malaikat maut.

Baca Juga:  Berkat Madura United, PAD Stadion Pamelingan Pamekasan Lampaui Target!

Suatu hari, sebagaimana dikisahkan dalam kitab Az-Zuhud karya Imam Ahmad ibn Hambal, malaikat maut datang ke istana Nabi Sulaiman dengan menyerupai manusia. Ia menatap tajam ke seorang menteri di istana tersebut.

Setelah malaikat maut beranjak dari istana, sang menteri menyampaikan ketakutannya kepada Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman memberitahu menterinya bahwa yang mendatanginya adalah malaikat maut. Ketakutan sang menteri berlipat, sehingga minta tolong ke Nabi Sulaiman agar segera dipindahkan ke India pakai angin.

Tidak lama kemudian, malaikat maut kembali mendatangi Nabi Sulaiman, sembari berkata: “Saya sempat dibuat bingung oleh menterimu. Saya ditugasi mencabut nyawanya di India. Barusan saya di India dan ternyata sudah ada dia di sana. Saya pun mencabut nyawanya,” ujar malaikat.

Atas kisah tersebut, wallahu a’lam.

Kisah tersebut memberikan penegasan kepada kita betapa maut tidak bisa dihindari. Sebab, ia merupakan takdir yang tak terelekkan. Siapa pun pasti tidak bisa terhindar darinya, termasuk para pemain, official team, pelatih, suporter, dan seluruh yang bersentuhan dengan Madura United FC.

Tunggu dulu, ada kisah lain.

Baca Juga:  Lawan Persipura, Madura United Tak Ingin seperti Barito

Suatu waktu, Umar bin Khattab dalam perjalanan ke suatu perkampungan. Sahabat Nabi Muhammad SAW tersebut dicegat oleh seseorang yang membawa kabar betapa perkampungan yang dituju Umar sedang ditimpa wabah tha’un, semacam virus yang penyebarannya cepat dan mematikan.

Singkat cerita, akhirnya Umar balik kanan. Dia sempat ditegur oleh seorang sahabat kaitannya dengan takdir kematian. Apa jawab Umar? “Saya menghindar dari takdir buruk menuju takdir baik (aw kama qol),” tegas Umar yang langsung diamini oleh seluruh sahabat yang menyertainya.

Dari dua kisah tersebut, kita bisa menarik benang merah betapa maut tidak bisa kita hindari. Namun, ikhtiar menjauhi atau menjaga diri dari penyakit mematikan semacam Corona tetap wajib dilakukan.

Kita doakan perubahan homebase Madura United yang semula direncanakan di Sidoarjo dan pindah ke Pamekasan menjadi berkah tersendiri. Kita doakan semoga Madura United beserta seluruh elemen yang berkaitan dengannya dijauhkan dari ganasnya virus Corona. Ketidakhadiran kita ke stadion dan menonton laga Madura United lewat Televisi atau streaming merupakan wujud nyata kecintaan pada tim kebanggaan rakyat Madura tersebut.

Reporter: A6

Redaktur: Zul