PERIODE II

Mendamaikan Dunia Berdasarkan Kesamaan Manusia

Media Jatim

Judul: The History of Humanity, Teori Baru Pergaulan Antarbangsa Berdasarkan Kesamaan Manusia
Penulis: Prof. Dr. Raghib as-Sirjani
Penerjemah: Fuad Syaifudin Nur, dkk
Penerbit: Pustaka Al-Kautsar, Jakarta
Tahun Terbit: 2015
Tebal: xii + 784 Halaman

***

Dari segala macam konflik yang terjadi di hampir seluruh belahan bumi ini, dimana konflik ini diciptakan oleh orang-orang yang picik yang selalu mengedepankan maslahat pribadinya untuk memperoleh yang ingin dia ambil dari konflik yang terjadi tersebut, yang mana pada akhirnya maslahat orang lain diabaikannya dan sampai berani mengorbankan bangsa nya sendiri untuk memakmurkan dirinya sendiri. Orang-orang picik ini melupakan segala fakta kesamaan yang ada pada diri manusia, dimana pada kesamaan tersebut dapat membuat hubungan antar bangsa dapat berjalan dengan baik dan membuat suasana kehidupan juga lebih damai dan harmonis. Karena dengan mengedepankan kesamaan manusia tersebut dapat memperoleh maslahat bersama lebih mudah dan tidak ada pihak yang dirugikan atau menguntungkan pihak perindividu.

Buku ini menjadi semacam pengungkit bahwa selaykanya manusia hidup damai dalam ragam perbedaan yang ada. Perbedaan bukan menjadi alasan untuk membenarkan konflik. Sebaliknya yang perlu disuarakan adalah kesamaan manusia menuju kemaslahatan bersama. Berbagai klan manusia dihadapkan pada dua pilihan cara untuk menggapai berbagai kepentingan yaitu muslihat dan benturan atau pergaulan dan hidup bersama.

Buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Raghib As-sirjani ini diterbitkan oleh pustaka Al-Kautsar pada tahun 2015. Buku ini sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, yang dimana sebelumnya buku ini menggunakan Bahasa Arab dengan judul “Mustarak Insan“.

Baca Juga:  Antara Hadits dan Hoaks di Media Sosial

Buku ini ditulis oleh penulis karena khawatir terhadap masa depan dunia yang terus menerus menyaksikan benturan demi benturan dan konflik antar bangsa di seluruh dunia. Benturan dan konflik ini tiada ujungnya dan berlarut-larut, oleh sebab itu penulis membuat sebuah teori yang disebut dengan Harmony of Humanity untuk menghindari sebuah benturan dan konflik antar bangsa dan juga dapat menciptakan umat manusia yang dapat hidup bersama di bumi dengan lebih damai, rukun dan bahagia.

Buku The Harmony of Humanity adalah sebuah teori baru tentang pergaulan antar umat manusia yang dilandasi fakta kesamaan manusia satu sama lain. Teori ini diharapkan bisa membuka mata setiap keturunan Adam dan Hawa bahwa perbedaan antar etnis, antar negara, antar bahasa, dan antar agama tidak serta merta menimbulkan benturan. Bila teori ini diimplementasikan ke dunia nyata, maka akan mendorong semua bangsa ke arah pergaulan yang saling membangun, yaitu pergaulan yang mewujudkan maslahat bersama bagi setiap pihak.

Buku ini menjadi sebuah jawaban ilmiah atas beberapa tesis terdahulu, seperti The End of History karya Francis Fukuyama dan The Clash of Civilizations karya Samuel P Huntinton. The Harmony of Humanity membawa angin segar bagi terciptanya perdamaian dunia didasarkan pada kesamaan manusia bukan pada perbedaan.

Baca Juga:  Menyelami Makna Takdir dan Ikhtiar

Dalam The End History, Francis Fukuyama mengemukakan bahwa demokrasi liberal merupakan titik akhir evolusi ideology umat manusia. Namun, kenyataan sejarah membuktikan sebaliknya bahwa demokrasi liberal mengalami kemunduran dan bahkan penolakan di beberapa negara.

Di sisi lain, Samuel P. Huntington dalam The Clash of Civilization meniscayakan adanya benturan yang terjadi antarperadaban. Beberapa pihak ditudingnya sebagai ancaman – bagi amerika serikat – sehingga perlu diwaspadai dan diantisipasi. Bagi huntington, benturan antarperadaban tak terelakkan.

Raghib as-Sirjani beranggapan lain bahwa dunia tidaklah bisa menganut demokrasi liberal seluruhnya. Dunia tidak pula harus menjadi ajang benturan antarperadaban. Raghib as-Sirjani menawarkan teori baru: pergaulan antarperadaban. Teori ini didasari atas persamaan manusia.

“Karena umat manusia memang warga dari umat manusia. Oleh karena itu, kita pasti sama dalam begitu banyak hal yang berkali-kali lipat jumlahnya dibandingkan hal-hal yang kita berbeda di dalamnya.”

Solusi yang ditawarkan oleh Raghib as-Sirjani adalah pergaulan antarperadaban, proses saling mengenal dan memahami.

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kalian dari seorang laki—laki dan perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal” (Q.S. Al-Hujurat: 13).

Oleh: Ahmad Faizal Anis